Hubungan Matematika Diskrit Dengan Teknik Informatika
Sebagai mana kita ketahui bahwa kata komputer
berasal dari kata compute yang artinya “menghitung”. Jadi komputer bila
diartikan secara harfiah adalah alat hitung. Logikanya sudah jelas bahwa
hubungan matematika dan TI sangat erat. Karena inti dasar teknik informatika
adalah pembuatan software dan di dalam pembuatannya itu membutuhkan perhitungan
dan logika yang pasti. Oleh karena itu, matematika sangat penting dalam rangka
sebagai dasar dan pengembangan dalam majunya teknik informatika khususnya
pembuatan software. Dalam pembuatan software tersebut menggunakan sistem
bilangan biner dan kode bilangan. Semua disusun dengan urutan tertentu sehingga
menghasilkan suatu software yang dapat diguanakan untuk mempermudah aktivitas
kita. Disamping itu, untuk membuat suatu pemrograman di komputer, kita harus
menggunakan algoritma. Algoritma itu sendiri adalah langkah sistematis yang
mengikuti kaidah logika.
Matematika dikenal sebagai ilmu dasar dari
berbagai bidang lainnya. Pembelajaran matematika melatih kita untuk berpikir
kritis, logis, analitis, dan sistematis. Peran matematika tidak hanya sebatas
hal tersebut. Perkembangan bidang ilmu lain, seperti fisika, biologi, ekonomi ataupun
berbagai bidang ilmu sosial, tidak terlepas dari peran matematika. Matematika
juga sangat pantas disebut sebagai jembatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai contoh, kemajuan teknologi luar angkasa yang sangat pesat di jaman
sekarang karena kemajuan bidang ilmu fisika.
Banyak ilmu yang berkembang atas dasar
penerapan konsep dari matematika. Salah satunyaperkembangan
ilmu komputer yang sedang berkembang pesat dalam era informasi sekarang ini.
Jaringan komputer, komputer grafis, aplikasi dari berbagai softwere diambil
dari penerapan konsep dan pemikiran dari para ahli yang telah dirangkum dalam
ilmu matematika. Teori grup, struktur aljabar, statistika dan peluang, kalkulus
semua itu sangat aplikatif dalam dunia science dan teknologi.
Dalam perkembangan teknologi informatika,
matematika memberikan pengaruh tersendiri. Berbagai aplikasi dan program di
komputer tidak lepas dari penerapan aplikasi matematika, diantaranya adalah
operasi Aljabar Boolean, teori graf, matematika diskrit, logika simbolik, peluang
dan statistika.
Contoh lainnya adalah dalam perkembangan
memori. Memori menyimpan berbagai bentuk informasi sebagai angka biner.
Informasi yang belum berbentuk biner akan dipecahkan (encoded) dengan sejumlah
instruksi yang mengubahnya menjadi sebuah angka atau urutan angka-angka.
Sistem Informasi Geografi (SIG) yang
merupakan suatu bukti atas aplikasi matematika yang begitu banyak menerapkan
konsep matematika dan statistika didalamnya. Dengan SIG kita dapat pula
menerapkannya dalam penataan kota, memetakan sumber daya alam yang tersebar di
seluruh pelosok Indonesia yang belum pernah terjamah oleh tangan manusia dengan
segala keterbatasannya.
Begitu juga sebaliknya, di era globalisasi
ini penerapan TI dalam Matematika juga sangat penting. Misalnya mengenai
E-learning. Menurut pendapat saya,e-learning adalah hal yang sangat esensial
sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika.
Pemanfaatan e-learning yang tepat sesuai dengan kebutuhan tentu akan berdampak
positif terhadap hasil belajar matematika. Terlebih lagi untuk Negara Indonesia
sebagai Negara kepulauan, dengan pemanfaatan e-learning kesenjangan mutu
pendidikan dapat diminimalisir karena terdapatnya kesempatan akses informasi
yang luas serta bebas ruang dan waktu. Hanya saja, yang perlu diperhatikan
adalah selain kesiapan saran prasarana serta sumber daya manusia, haruslah
diingat bahwa teknologi tidak akan pernah dapat menggantikan peran guru sebagai
pendidik yang melibatkan hubungan emosional antara dosen dan mahasiswa. Setiap
program e-learning yang hendak diterapkan haruslah mempunyai dasar tujuan yang
jelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika agar lebih efektif
dan efisien bukan sebaliknya. Untuk dapat melaksanakan e-learning dalam
pembelajaran matematika selain diperlukan sarana prasarana yang memadai,
dibutuhkan pula sumber daya manusia yang siap dan berkualitas untuk membangun
system-nya. Setidaknya untuk dapat membuat suatu e-learning yang berkualitas
membutuhkan beberapa pakar sekaligus, yang pertama jelas dibutuhkan pakar
teknologinya sebagai pembuat programnya, yang kedua dari sudut pandang didaktik
dibutuhkan pakar pendidik matematika yang menguasai materi matematika.
Penerapan Matematika Diskrit Pada Jurusan Teknik Informatika
Matematika diskrit (discrete
mathematics) adalah cabang matematika yang mengkaji objek-objek diskrit,
Menurut Wikipedia & ACM (Association for Computing Machinery)
mendefinisikan matematika diskrit sebagai berikut:
“Apa yang dimaksud dengan kata diskrit? Benda yang disebut diskrit jika ia terdiri dari sejumlah berhingga elemen yang berbeda atau elemen-elemen yang tidak bersambungan. Himpunan bilangan bulat (integer) dipandang sebagai objek diskrit. Kita dapat memahami diskrit dengan membandingkan lawan katanya yaitu continue atau menerus (contiuous). Himpunan bilangan real dipandang sebagai objek continue. Fungsi diskrit digambarkan sebagai sekumpulan titik-titik, sedangkan fungsi continue digambarkan sebagai kurva”.
“Apa yang dimaksud dengan kata diskrit? Benda yang disebut diskrit jika ia terdiri dari sejumlah berhingga elemen yang berbeda atau elemen-elemen yang tidak bersambungan. Himpunan bilangan bulat (integer) dipandang sebagai objek diskrit. Kita dapat memahami diskrit dengan membandingkan lawan katanya yaitu continue atau menerus (contiuous). Himpunan bilangan real dipandang sebagai objek continue. Fungsi diskrit digambarkan sebagai sekumpulan titik-titik, sedangkan fungsi continue digambarkan sebagai kurva”.
Matematika Diskrit berkembang sangat pesat dalam dekade ini.
Salah satu alasan yang menyebabkan perkembangan pesat itu adalah karna computer
digital bekerja secara diskrit, Informasi yang disimpan dan dimanipulasi oleh
computer adalah dalam bentuk Diksrit.
Matematika Diskrit merupakan Ilmu paling dasar di dalam pendidikan
informatika atau ilmu computer. Pada dasarnya informatika adalah kumpulan
disiplin ilmu dan teknik yang mengolah dan memanipulasi objek diskrit.
Matematika diskrit memberikan landasan matematis untuk kuliah-kuliah lain di
dalam teknik informatika. Mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah Algoritma,
Struktur Data, Basis Data, Otomata, Jaringan Komputer, Keamanan Komputer,
System Operasi dan Mata kuliah lain akan akan kesulitan jika tidak mempunyai
landasan matematis dari matematika diskrit.
1. Logika
Materi Matematika Diskrit di dalam Makalah ini dimulai dari
pembahasan Logika, Logika merupakan Studi penelaran (reasoning). Dalam KBBI
definisi penalaran, yaitu cara berfikir dengan mengembangkan suatu berdasarkan
akal budi dan bukan dengan perasaaan atau peryataan. Tinjaulah argument Berikut
ini :
Semua pengendara
sepeda motor memakai helm.
Setiap Orang yang memakai helm adalah
mahasiswa.
Jadi, Semua Pengendara sepeda motor
adalah mahasiswa.
Meskipun logika tidak
membantu menentukan apakah pernyataan-pernyataan tersebut benar atau salah,
tetapi jika kedua peryataan tersebut benar, maka penalaraan dengan menggunakan
logika membawa kita pada kesimpulan bahwa pernyataan
Semua pengendara
sepeda motor adalah mahasiswa.
Juga benar.
Di dalam matematika,
hukum-hukum logika menspesifikasikan makna dari pernyataan matematis.
Hukum-hukum logika tersebut membantu kita untuk membedakan antara argument yang
valid & tidak valid. Logika juga digunakan untuk membuktikan
teorema-teorema di dalam matematika.
Logika pertama kali
dikembangkan oleh Filsafat Yunani, Aristoteles, sekitar 2300 tahun yang lalu.
Saat ini, logika mempunyai applikasi yang luas di dalam ilmu computer, misalnya
dalam bidang pemograman, analisis kebenaran algoritma kecerdasan buatan (artificial
intelleigence), perancangan computer, dan sebagainya.
1.1 Proposisi
Didalam
Matematika Diskrit, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika. Hanya
kalimat yang bernilai benar atau salah saja yang dipergunakan dalam penalaran.
Kalimat tersebut dinamakan Proposisi.
“Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai
benar (true) atau salah (false), tetapi tidak dapat sekaligus keduanya.
Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat tersebut nilai kebenarannya (truth
false)”.
Beberapa contoh Proposisi :
a. 6 adalah bil genap.
b. soekarno adalah presiden pertama Indonesia.
c. 2 + 2 = 4.
d. ibukota Provinsi Jawa barat adalah semarang.
e. 12 ≥ 19.
f. kemarin hari hujan.
g. suhu di permukaan laut adalah 21 derajat.
h. pemuda itu tinggi.
i. kehidupan hanya ada di planet bumi.
b. soekarno adalah presiden pertama Indonesia.
c. 2 + 2 = 4.
d. ibukota Provinsi Jawa barat adalah semarang.
e. 12 ≥ 19.
f. kemarin hari hujan.
g. suhu di permukaan laut adalah 21 derajat.
h. pemuda itu tinggi.
i. kehidupan hanya ada di planet bumi.
Semuanya merupakan proposisi. Proposisi a, b, & c
bernilai benar tetapi proposisi d salah dikarenakan ibukota jawa barat adalah
bandung dan proposisi e bernilai salah karna seharusnya 12 ≤ 19. Proposisi f
sampai dengan i memang tidak dapat langsung ditetapkan kebenaran nya, namun
satu hal yang pasti, Proposisi-proposisi tersebut tidak mungkin salah dan benar
sekaligus. Proposisi f bisa kita andaikan benar (hari kemarin memang hujan)
atau salah (kemarin tidak hujan).
1.2 Mengkombinasikan Proposisi
Kita dapat membentuk proposisi baru dengan cara
mengkombinasikan satu atau lebih proposisi. Operator yang digunakan untuk
mengkombinasikan proposisi disebut Operator Logika. Operator logika dasar yang
digunakan adalah dan (and), atau (or), dan tidak (not). Dua operator pertama
dinamakan operator biner karena operator tersebut mengoperasikan dua buah
proposisi, sedang operator ketiga dinamakan uner karna ia hanya membutuhkan
satu buah proposisi.
Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian tersebut
dinamakan proposisi majemuk. Proposisi yang bukan merupakan kombinasi proposisi
lain tersebut proposisi atomik. Dengan kata lain, proposisi majemuk disusun
dari proposisi-proposisi atomik. Metode pengkombinasian proposional dibahas oleh
matematikawan inggris bernama George boole pada tahun 1854 di dalam bukunya
yang sangat terkenal, The Law of Thought.
Berikut contoh-contoh
proposisi majemuk :
P : hari ini hujan
q : murid-murid diliburkan dari sekolah
maka
p ^ q : hari ini hujan dan murid-murid diliburkan
p ˅ q : hari ini hujan atau murid-murid diliburkan
~ q : hari ini
tidak hujan
1.3 Tabel Kebenaran
Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan oleh
nilai kebenaran dan proposisi atomiknya dan cara mereka dihubungkan oleh
operator logika.
Contoh :
p : 17 adalah bilangan Prima.
q : bilangan prima selalu ganjil.
Sangat jelas bahwa p
bernilai benar dan q bernilai salah sehingga konjungsi
p ^ q : 17 adalah bilangan prima dan bilangan prima selalu
ganjil
adalah salah.
Satu cara yang praktis untuk menentukan nilai kebenaran
proposisi majemuk adalah menggunakan tabel kebenaran. Tabel kebenaran
menampilkan hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi atomik.
Tabel 1.1 menunjukkan
tabel kebenaran untuk konjungsi, disjungsi dan ingkaran. Pada tabel tersebut, T
= true (benar) F = false (salah)
Tabel
1.1 tabel kebenaran konjungsi, disjungsi dan Ingkaran.
p
|
q
|
p^q
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
F
|
p
|
q
|
p˅q
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
p
|
~q
|
T
|
F
|
F
|
T
|
Proposisi majemuk dapat selalu bernilai benar untuk berbagai kemungkinan nilai kebenenaran masing-masing proposisi atomiknya, atau selalu bernilai salah untuk berbagai kemungkinan nilai kebenaran masing masing proposisi atomiknya.
1.4 Hukum-hukum Logika Proposisi
Proposisi, dalam kerangka hubungan ekivalensi logika,
memenuhi sifat-sifatnya yang dinyatakan dalam sejumlah hukum pada tabel 1.2
beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada system bilangan real.
Sehingga kadang-kadang hukum logika proposisi dinamakan juga hukum-hukum
aljabar proposisi.
Tabel
1.2 hukum-hukum logika
1.
Hukum identitas :
(i) p˅F↔ p
(ii)
p^T↔p
|
3.
Hukum negasi
(i)
p˅ ~p ↔ T
(ii)p^
~p ↔ F
|
2.
Hukum Null
(i) p^F↔ F
(ii)
p˅T↔T
|
4.
Hukum idempotent
(i) p˅p ↔ p
(ii)
p^p ↔ p
|
5.
Hukum Involusi
~(~p)
↔ p
|
8.
Hukum asosiatif
(i) p˅ (q ˅ r ) ↔ (p ˅ q) ˅ r
(ii)
p^ (q ^ r ) ↔ (p ^ q) ^ r
|
6.
Hukum Penyerapan
(i) p˅ (p^q) ↔ p
(ii)
p^ (p˅q) ↔ p
|
9.
Hukum Distributif
(i) p ˅ (q ^ r )↔(p ˅ q) ^ ( p˅ r)
(ii)
p ^ (q ˅ r)↔(p ^ q) ˅ ( p^ r)
|
7.
Hukum Komulatif
(i) p˅q ↔ q ˅ p
(ii)
p^q ↔ q ^ p
|
10.
Hukum De Morgan
(i) ~(p^q) ↔ ~p ˅ ~q
(ii)
~(p˅q) ↔ ~p ^ ~q
|
Hukum-hukum logika
diatas bermamafaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah proposisi. Selain
menggunakan tabel kebenaran, keekivalenan dapat dibuktikan dengan hukum hukum
logika, khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi
atomik.
1.5
Implikasi
Selain dalam bentuk konjungsi, disjungsi dan negasi,
proposisi majemuk dapat muncul berbentuk “ jika p, maka q” seperti contoh
berikut ini :
a. jika adik lulus
ujian, maka ia mendapatkan hadiah dari ayah.
b. jika suhu mencapai
80Celcius, maka alarm berbunyi.
c. jika tidak
mendaftarkan ulang, maka anda dianggab mengundurkan diri.
Pernyataan berbentuk
“jika p, maka q” semacam itu disebut proposisi bersyarat atau kondisional atau
implikasi.
Tabel
1.3 Kebenaran Implikasi
p
|
q
|
p → q
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
1.6 Bi-implikasi
Posisi bersyarat
penting lainnya adalah berbentuk “p jika dan hanya jika q” dinamakan
bi-implikasi. “ misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “p jika
dan hanya jika q” disebut bi-implikasi dan dilambangkan dengan p↔q.
Pernyataan p↔q adalah
benar bila p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama, yakni p↔q benar jika p
dan q keduanya benar atau p dan q keduanya salah.
Tabel
1.4 kebenaran Bi-implikasi
p
|
q
|
p ↔q
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
2.
Induksi Matematik
Di dalam matematika, sebuah proposisi atau pernyataan tidak
hanya sekedar ditulis, kita juga harus mengerti apa yang menyebabkan proposisi
tersebut benar, dalam judul ini kita memfokuskan pembuktian proposisi yang
menyangkut bilangan bulat, misalnya pembuktian pernyataan “jumlah n buah
bilangan bulat positif pertama adalah n(n + 1)/2”. Metode pembuktian untuk
proposisi bilangan bulat adalah induksi matematika.
Induksi matematik
adalah teknik pembuktian baku di dalam matematika. Melalui induksi matematis
kita dapat mengurangi langkah-langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat
termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan hanya sejumlah langkah
terbatas.
Menurut sejarahnya,
induksi matematik berawal pada akhir abad ke-19. Dua orang matematikawan yang
mempelopori perkembangan induksi matematik adalah. R Dedekind dan G. Peano
(DOE85). Dedekind mengembangkan sekumpulan aksioma yang menggambarkan bilangan
bulat positif. Peano memperbaiki aksioma tersebut dan memberikannya
interprestasi logis. Keseluruhan aksioma tersebut dinamakan Postulat Peano.
3.
Kombinatorial Dan Peluang Diskrit
Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari
pengaturan objek-objek. Solusi yang ingin kita peroleh dengan kombinatorial ini
adalah jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu di dalam himpunannya.
Satu buah contoh ilustrasi berikut
dikemukakan untuk memperjelas masalah seperti apa yang akan dipecahkan dengan
kombinatorial.
a. contoh pertama :
sebuah plat nomor di Negara X terdiri atas 5 angka- angka yang diikuti dengan 2
huruf. Angka pertama tidak boleh 0. Berapa banyak nomer plat yang dapat dibuat?
Cara paling sederhana
untuk menyelesaikan persoalan semacam ini adalah dengan menumerasi semua
kemungkinan jawaban. Menumerasi artinya mencacah dan menghitung cout 1 per satu
setiap kemungkinan jawaban. Untuk persoalan dengan jumlah objek sedikit,
menumerasi setiap kemungkinan jawaban masih dapat dilakukan.
Bila kita menumerasi
semua kemungkinan jawabannya adalah seperti dibawah ini :
1234AB, 1224PD, 1234TT, 1234GT, 1444NM, 1198GT, 1231AY
1234AC, 1234MC, 1234BF dan seterusnya
Mungkin kita sudah
lelah sebelum usaha menumerasi semua kemungkinan nomor plat mobil selesai,
karna plat mobil yang di bentuk sangat banyak. Disinilah peran kombinatorial,
yang merupakan “seni berhitung”, meyelesaikan persoalan semacam ini dengan
cepat.
4.Alajabar Boolean
Alajabar Boolean, sebagai salah satu cabang matematika,
pertama kali dikemukakan oleh seorang matematikawan Inggris, George Boole, pada
tahun 1854. Boole melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai
sifat-sifat yang serupa, aturan dasar logika ini membentuk struktur matematika
yang disebut Aljabar Boolean. Pada tahun 1938, claude Shannon memperlihatkan
penggunaan aljabar Boolean untuk merancang rangkaian sirkuit yang menerima
masukan 0 dan 1 menghasilan kleuaran 0 dan 1. Ajlabar Boolean telah menjadi
dasar teknologi computer digital karna rangkaian elektronik di dalam computer
juga bekerja dengan metode operasi bit, 0 dan 1. Saat ini aljabar Boolean
digunakan secara luas dalam perancangan rangkain pengsaklaran, rangkain
digital, dan rangkaian IC (integrated circuit) computer.
4.1
Definisi Aljabar Boolean
Alajabar Boolean dapat didefinisikan secara abstack dalam
beberapa cara. Cara yang paling umum adalah menspesifikasikan unsure-unsur
pembentuknya dan operasi-operasi yang menyertainya “ Misalkan B adalah himpunan
yang didefinisikan pada dua operator biner, + dan ∙, dan sebuah operator
uner,’. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B. maka, tupel
<B, +, ∙, ‘, 0, 1>
Disebut aljabar Boolean
jika setiap a, b, c Ԑ B berlaku aksioma berikut :
1.
Identitas
(i) a + 0 = a
(ii) a ∙ 1 = a
(i) a + 0 = a
(ii) a ∙ 1 = a
2.
Komutatif
(i) a+b = b+a
(ii) a ∙ b= b ∙ a
(i) a+b = b+a
(ii) a ∙ b= b ∙ a
3.
Distributif
(i) a ∙ (b + c ) = ( a ∙ b ) + ( a ∙ c)
(ii) a+ (b ∙ c) = (a + b) ∙ ( a + c)
(i) a ∙ (b + c ) = ( a ∙ b ) + ( a ∙ c)
(ii) a+ (b ∙ c) = (a + b) ∙ ( a + c)
4.Komplemen
(i) a + a’ =1
(ii) a ∙ a’ = 0
(i) a + a’ =1
(ii) a ∙ a’ = 0
Elemen 0 dan 1 adalah dua elemen unik yang di dalam
B. 0 disebut elemen terkecil dan 1 elemen terbesar.
5.Graf
Graf digunakan untuk
mereperesentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek
tersebut. Representasi visual dari graf adalah dengan menyatakan objek
dinyaktakan sebagai noktah, bulatan , ataupun titik, sedangkan hubungan antara
objek dinyatakan dengan garis.
5.1 Sejarah Graf
Menurut
cacatan
sejarah jembatan Konigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan Graf
pada tahun 1736. Di kota sebelelah timur Negara bagian Russia, sekarang bernama
kota Kaliningrad, terdapat sungai pregal yang mengaliri pulau Kneiphof lalu
bercabang menjadi 2 buah anak sungai.
Ada 7 jembatan yang
menghubungkan daratan yang dibelah oleh sungai tersebut. Masalah jembatan
Koneigsberg adalah : apakah mungkin melalui ketujuh buah jembatan itu masing
masing tepat 1 kali, dan kembali lagi ke tempat yang sama, tetapi mereka tidak
dapat menjelaskan mengapa demikian. Jawaban nya, kecuali dengan cara coba-coba.
Tahun 1736, seorang matematikawan Swiss, L.Euler, adalah orang pertama yang
berhasil menemukan jawaban dari maslaah itu dengan pembuktian yang sederhana.
Ia memeodelkan masalah ini ke graf. Daratan titik yang dihubungkan dengan
jembatan dinyatakan sebagai titik noktah – yang disebut simpul Vertex dan
jembatan dinyatakan Garis- yang disebut sisi Edge.
Jawaban yang disimpulkan Eluer adalah : “ Orang-orang tidak
mungkin melalui ketujuh jembatan itu masing masing 1 kali dan kembali lagi
ketempat semula, jika derajat setiap simpul tidak seluruhnya Genap. Yang
dimaksud dengan derajat adalah banyaknya garis yang bersisian dengan noktah.
Sebagai contoh, simpul C memiliki derajat 3 karna ada tiga buag garis yang ber
sisian dengan nya, simpul B dan D juga berderajat dua, sedangkan simpul A
berderajat 5.
5.2 Definisi Graf
Secara
matematis, Graf didefinisikan sebagai berikut:
“Graf G didefinisikan
sebagai pasangan himpunan (V , E), ditulis dengan Notasi G=(V, E), yang dalam
hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul simpul dan E adalah himpunan
sisi yang menghubungkan sepasang simpul”.
Definisi
di atas menyatakan bahwasanya V tidak boleh Kosong, sedangkan E boleh kosong,
jadi sebuah Graf dimungkinkan tidak mempunyai sisi satu buah pun, tetapi
simpulnya harus ada, minimal satu. Graf yang hanya mempunyai satu buah simpul
tanpa sebuah sisi dinamakan graf trivial.
Simpul
pada graf dapat di nomori dengan huruf, seperti a, b, c, dan seterusnya atau
dengan bilangan asli 1, 2, 3, atau gabungan keduanya. Sedangkan sisi yang
menghubungkan simpul u dengan simpul v dinyatakan dengan pasangan (u ,v) atau
dinyatakan dengan lambing e1, e2, …. Dengan kata lain,
jika e adalah sisi yang menghubungkan simpul u dengan simpul v, maka e deitulis
sebagai e = (v, v)
5.3 Jenis-Jenis Graf
Graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori
bergantung pada sudut pandang pengelompokkan nya. Pengelompokan graf dapat
dipandang berdasarkan ada tidaknya sisi ganda atau sisi kalang, berdasarkan
jumlah simpul, atau berdasarkan orientasi arah pada sisi.
1.Graf Sederhana
Ialah graf yang tidak
mengandung gelang maupun sisi ganda
dinamakan graf sederhana. Contoh graf sederhana adalah merepresentasikan
Jaringan computer.
2.Graf tak-sederhana
Graf yang mengandung
sisi ganda atau gelang dinamakan graf tak sederhana.
Daftar Pustaka
·
http://renaltoc.blogspot.co.id/2014/09/penerapanmatematikadiskritdalam.
Html
·
Anderson, Robet B., Proving Programs
Correct, Jhon wiley & sons 1979
·
Matematika Diskrit, Reynaldi Munir 2005
·
Algoritma dan Pemograman Adi Nugroho
2009
2 comments